Senin, 21 Maret 2011

MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS

KATA PENGANTAR
Alhamdullah , kami panjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan segala curahan dan karunianya, sehingga makalah yang berjudul “ BERBICARA & MENYIMAK”  dapat terselesaikan.
Makalah ini diharapkan dapat memperkaya bahan bacaan, sekaligus sebagai salah satu rujukan bagi mahasiswa. Kami mengetahui bhwa makalah ini masih sangat jauh dari standart kesempurnaan. Oleh Karena itu, sangat diharapkan adanya saran, koreksi, dan masukan mahasiswa. Semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. AMIN YA RABBAL ALAMIN.

Makassar,     Januari 2010
Penulis
Kelompok XI
(amiruddin)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar  i
Daftar isi ii
Bab I.  Pendahuluan         
           Berbicara
Bab II. Pembahasan  2
1. Faktor – factor yang mempengaruhi kelancaran Berbicara
2. Bentuk – bentuk berbicara dalam bisnis
3. Persiapan berbicara
4. Mengorganisir pembicaraan
5. Menyimak ( Listening )
Proses Menyimak 6
Type Menyimak 7
Sebab – sebab penyimakan tidak efektif 7
Pentingnya Menyimak dalam Dunia Bisnis 8
Bab III. Penutup 9
BAB I
PENDAHULUAN

Berbicara
Berbicara secara langsung merupakan salah satu cara berkomunikasi yang disukai karena sifatnya yang spontan. Penyampaian informasi yang dilakukan secara lisa melalui pengucapakan kata – kata disebut berbicra ( Wursanto dalam Hariyani, 2001 : 236 ). Berbicara memiliki beberapa kelebihan, seperti sifatnya yang tidak merepotkan, waktu yang diperlukan lebih sedikit, tidak memerlukan bentuk ( komposisi ) baku, tidak perluh orang yang ditujuh.
Selain memiliki kelebihan, berbicara juga memiliki kelemahan
1. Karena sifat berbicara yang spontan, maka kualitas komunikasi tergantung pada kemampuan seseorang mengucapkan apa yang ada didalam pikirangnya kedalam bentuk ucapan secara spontan/cepat.
2. Jika orang lain sedang berbicara da tidak diberi perhatian, maka kemungkinan besar poin penting akan hilang.
3. Audiens seringkali menilai isi pembicara berdasarkan penampilan fisik, tampa mendengar terlebih dahulu apa yang disampaikan.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Faktor – factor yang mempengaruhi kelancaran berbicara
Berbicara bagi sebagian orag merupakan hal yang mudah, tetapi. Tak jarang menjadi hal yang sulit bagi sebagian orang lain. Oleh karena itu, perluh dipahami factor – factor yang mempengaruhi kalencaran dalam berbicara, pengalaman, intelegensia, dalam kepribadian, dan factor biologis ( Wursanto dalam Hariyani , 2001:237 )
1. Pengetahuan
Seseorang yang memiliki pengetahuan luas, pada umumnya lebih banyak perbedaan kata dan mampu memahami hubungan diantara berbagai fenomena. Hal itu mendorong orang tersebut untuk berbicara dengan lebih lancer. Namun demikian, ada sebagian orang yang memiliki pengetahuan luas, tetapi tidak mampu mengemukakan pengetahuannya dengan lancer.
2. Intelegensia
Selain memiliki perbendaharaan kata dan hubungan yang lebih banyak antara fonomena satu dengan fenomena lain. Seseorang dengan intelegensia tinggi akan mampu relevansi antara fenomena dengan lebih cepat dn lebih akurat.
3. Kepribadian
Orang yang berpengatahuan luas dan memiliki intelegensia tinggi, mungkin saja masih menhadapi masalah pada saat harus berbicara. Salah satu penyababnya adalah masalah kepribadian. Seseorang yang berkepribadian
pemalu dan kurang pengetahuan biasanya akan mengalami kesulitan untuk berbicara dihadapn orang banyak. Sikap percaya diri memungkinkan seseorang untuk lebih leluasa berbicara dihadapan orang bnyak serta mengumukakan gagasan – gagasan yang mungkin tidak sepahan denagn pendapat audiens.
4. Pengalaman
Pengalaman berbicara diperoleh karena seseorang sering melakukan pembicaraan. Penglaman itu menyebabkan seseorang terbiasa dalam menghdapi segala sesuatu pada sat berbicara.
5. Biologis
Masalah biologis berhubungan dangan alat – alat berbicara pada orang tersebut, misalnya kelainan pada rahang, bibir, gigi dan lidah. Faktor  tersebut menyababkan seseorang menghadapi masalah pada saat berbicara, khususnya bila harus berbicara dihadapan orang banyak.

2. Bentuk berbicara dalam bisnis
Berbicara dalam bisnis biasa terjadi dalam berbagai bentuk wawancara     ( interview ) yaitu suatu percakapan yang direncanakan dengan tujuan tertentu, dan melibatkan dua orang atau lebih.
Secara umum, wawancara dibedakan menjadi  9 dan masing – Masing kategori membutuhkan keterampilan yang berbeda – beda.
1. Wawancara kerja
Wawancara kerja dilakukan oleh calon karyawan dengan staf perusahaan sebagi pihak yang mewawancarai. Pada sesi wwancara ini, staf perusahaan ingin mengetahui kemampuan calon karyawan dalam berbagai bidang. Sementara itu, calon yang diwawancarai ingin mengetahui posisi yang ditawarkan.
2. Wawancara Informasional
Dalam wawancara ini , pewawancara mencari berbagai fakta yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan atau untuk mendapatkan informasi tertentu.
3. Wawancara persuasive
Pewawancara menyatakan kepada orang lain mengenai ide/pendapat tertentu, barang dan jasa tertentu, dan menjelaskan mengapa ia perluh mengikuti rekomendasi yang dibeerikan kepadanya.
4. Wawancara keluar kerja
Pewawancara ingin mengetahui mengapa seseorang keluar dari perusahaan atau mengajukan pindah kedepartemen lain.
5. Wawancara Evaluasi
Merupaka Wawancara yang dilakukan supervisor terhadap bawahannya untuk memberikan tanggapan terhadap kinerja yang telah dicapainya.
6. Wawacara Konsultas
Supervisor dengan bawahannya membahas masalah – masalah pribadi yang mempengaruhi kinerja bawahan tersebut.
7. Wawancara Penyelesaian konflik
Dua orang atau dua kelompok yang terlibat konflik menjelaskan masalah dan sikap masing -  masing.
8. Wawancara Disiplioner
Supervisor mencoba membetulkan perilaku/sikap karyawan yang tidak sesuai dengan peraturan perusahaan.
9. Wawancara Pemutusan Hubungan kerja
Supervisor menjelaskan kepda karyawan alas an – alas an terjdinya PHK, ketentuan PHK yang tidak bertentangan dengan UU dan tetap menjaga hubungan baik dengan karyawan.
3. Persiapan Berbicara
Persiapan berbicara hampir sama dengan persiapan komunikasi bisnis lainnya. Langah – langkah berikut apat dijadikan sebuah pedoman persiapan berbi cara.
1. Menetapkan Tujuan
Secara umum, tujuan pembicaraan dibedakan menjadi dua, yaitu memberikan informasi atua untuk mempengaruhi
2. Menganalisis orang yang akan diwawancarai/diajak berbicara.
Pahami Sebanyak mungkin informasi orang tersebut pemahaman terhadap karakteristik audiens sangat menentukan keberhasilan komunikasi.
3. Munyusun materi yang akan ditanyakan ( pertnyaan wawancara )
Dalam hal ini terdapat 4 type pertanyaan , yaitu :
a. Open – ended question
Pertanyaan dalam bentuk ini meminta orang yang diajak berbicara ( diwawancarai ) untuk memberikan pendapatnya.
b. Direct open –ended question
Dalam hal ini, pihak yang diajak berbicara dimintai pendapatya mengenai sesuatu yang baru sj terjadi dan diminta untuk menjelaskannya.
Closed – ended question
Jawaban dapat merupakan pilihan berganda, beul – betul, atau ya – tdak. Tidak dimungkinkan bagi pihak yang diajak bicara untuk menjawab diluar  jawaban yang telah disediakan.
Restement Question
Merupakan perttanyaan ynag menggambarkan jawaban yang baru saja diberikan oleh pihak diajak berbicara.
4.    Mengorganisasikan Pembicaraan
Pembicaraan juga harus diorganisasikan seperti halnya komunikasi tertulis. Suatu wawncara atau pembicaraan akan terdiri dari bagian pembukaan, isi, dan penutup.

MENYIMAK ( LISTENING )
1.    Pengertian Menyimak ( listening )
Menyimak ( listening ) didefisinikan sabagai kegiatan yang bersifat dimana seseorang menerima mempehatikan, serta mememahami suara ( Barker dalam Hariyani, 2001:242 )
2.    Proses Menyimak
Tahap – tahap dalam proses menyimak bisa didefisinikan menjadi Enam, yakni mendengarkan ( hearing ), memperhatikan, memahami, mengingat, mengevaluasi, dan menanggapi ( barker  dalam Haryani, 2001:242 )
1. Mendengarkan ( hearing )
Mendengarkan dalam arti hearing didefisinikan sebagai aktifitas fisik dimana seseorang menerima suara melalui indra pendengaran.
2. Meperhatikan ( attention )
Perasaan seseorang secara terus menerus dibombardir dengan berbagai simui/rangsangan yang berasal dari luar. Hal tersebut memenuhi otak dengan berbagai informasi atau pesan yang dikirim oleh pihak luar.
3. Memahami ( understanding )
Pesan yang dikirim dalam symbol  - symbol yang dilihat atau didengar akan diberi makna.
4. Mengingat ( remembering )
Pesan yang diterima setelah masuk kedalam ingatan pesan tersebut akan dihubungkan dengan pesan yang sudah megendap dalam ingatan sehingga membentuk suatu rangkaian ingatan baru.

4. Individu Penyimak, Penyebab dari tidak efektifnya individu penyimak dapat berupa kondisi fisik penyimak, kebiasaan penyimak, dan tanggung  awab penyimak.
5.    Pentingnya Menyimak Dalam Dunia Bisnis
Kemampuan menyimak akan menghilangkan masalah – masalah komunikasi yangb timbul dalam bisnis seperti :
1. Memecahkan Konflik, konflik tidak selalu jelek secara konflik dapat menumbuhkan kreatifitas. Hal yang  perlu diperhatikan disini adalah bagaimana agar konflik itu tidak berebihan sehingga menimbulkan sifat anarkis.
2. Menanggulangi Perlawanan, saat menghadapi perlawanan dari orang lain, usahakan tetap da menunjukkan adanya kebutuhan dari orang yang melawan.
3. Mengadakan Negosiasi, negosiasi adalah penggunaan ketrampian komuikasi da tawar – menawar mengenai subjek bisnis tertentu atau mengatasi konflik dan mencapai hasil yang memuaskan ( stoner dalam Hariyani, 2001:249 )
Selain memiliki kemampuan dalam bericara dan menyimak, terdapat Lima syarat yang perlu disadari agar proses negosiasi berhasil yaitu :
1. Common Interest ( adanya kepentinga bersama )
2. Common Will ( keinginan bersama )
3. Good Fight ( itikad baik )
4. Tolerance ( tenggang rasa )
5. Mutval Benefits ( keuntungan bersama )

BAB III
PENUTUP


Dalam kehidupan sehari – hari, waktu berkomunikasi lebih banyak digunakan dengan bentuk berbicara dan menyimak ( Listening ). Demikian juga yang terjadi  dalam komunikasi bisnis. Dalam aktifitasnya sehari – hari, para pelaku bisnis lebih banyak menggunakan waktunya untuk menyimak dari pada berbicara. Secar garis besar , komunikasi lisan ( Oral Communication ) terdiri dari dua aspek, yakni berbicara dan menyimak.

0 komentar:

Posting Komentar